Penulis : Erlin, Adam
Patirtaan Ngawonggo merupakan salah satu peninggalan penting dari masa Kerajaan Singhasari, yang diperkirakan berasal dari abad ke-13. Terletak di Desa Ngawonggo, Kabupaten Malang, situs ini dulunya digunakan sebagai tempat pensucian diri para bangsawan sebelum melaksanakan upacara keagamaan. Dalam konteks kepercayaan Hindu-Buddha, air dianggap sebagai elemen suci yang mampu membersihkan jiwa dan raga, sehingga keberadaan patirtaan memiliki makna spiritual yang sangat dalam.
Struktur utama situs ini berupa kolam pemandian yang dibangun dari batu andesit, dilengkapi saluran air yang masih aktif mengalir hingga kini. Tata letak bangunan menunjukkan adanya perencanaan arsitektural yang cermat dan simbolis, mencerminkan nilai kesucian serta keteraturan dalam praktik keagamaan kuno. Beberapa ornamen dan relief yang ditemukan menunjukkan bahwa patirtaan ini merupakan bagian dari kompleks religius yang lebih besar, tempat pelaksanaan ritual serta meditasi spiritual.

Yang dipasang di area lokasi situs dan dibangun menggunakan material alami seperti bambu dan atap ilalang, mencerminkan nuansa tradisional dan keselarasan dengan lingkungan sekitar. Bagian kiri papan berisi Informasi Sejarah tentang Patirtaan Ngawonggo, menjelaskan bahwa situs ini merupakan peninggalan dari masa Kerajaan Singhasari di abad ke-13 dan menjadi bagian dari Cagar Budaya. Air dari patirtaan ini digunakan dalam ritual penyucian diri oleh para bangsawan, sesuai dengan tradisi Hindu-Buddha.

Bagian kanan menampilkan denah situs yang menggambarkan tata letak berbagai elemen penting di kawasan tersebut, termasuk kolam, struktur bangunan, jalur masuk, dan elemen pelengkap lain seperti punden dan petirtaan kecil. Denah ini memberi panduan visual yang membantu pengunjung memahami konteks ruang dan struktur situs secara lebih utuh.
Papan ini tidak hanya memberikan informasi penting secara historis dan fungsional, tetapi juga menjadi bagian dari edukasi budaya bagi para pengunjung. Desainnya yang alami dan terintegrasi dengan lingkungan menunjukkan upaya pelestarian yang tidak mengabaikan nilai estetika serta kesakralan situs.
Yang telah lama mengkaji keberadaan dan makna Patirtaan Ngawonggo. Dengan penuh semangat, Mas Yasin memaparkan informasi sejarah, arsitektur, serta nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam situs tersebut, termasuk pentingnya peran air sebagai simbol penyucian dalam tradisi Hindu-Buddha.

Mas Yasin berperan besar dalam merawat dan membuka Patirtaan Ngawonggo sebagai tempat kunjungan masyarakat. Alasan utamanya adalah untuk menghidupkan kembali kesadaran kolektif akan pentingnya warisan budaya lokal, serta untuk memberikan ruang edukatif dan spiritual bagi generasi muda dan masyarakat umum. Menurutnya, situs seperti Patirtaan Ngawonggo bukan hanya tinggalan masa lalu, tetapi juga jendela pembelajaran tentang nilai-nilai kearifan lokal yang relevan di masa kini.
Dengan menjadikan situs ini sebagai tempat kunjungan, Mas Yasin berharap masyarakat bisa lebih dekat dengan sejarah dan identitas budayanya sendiri. Ia juga ingin menciptakan lingkungan wisata edukatif yang tetap menjaga nilai sakral dan kelestarian alam, sehingga kunjungan ke Patirtaan Ngawonggo bukan sekadar wisata, tetapi juga pengalaman batin dan refleksi diri.